Oleh Sheikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan
Allah subhanahu wata’ala telah menyanggah pandangan-pandangan yang batil ihwal Rububiyah Yang Mahakuasa sebegaimana telah disampaikan oleh para umat yang sesat.
Pertama, Sanggahan terhadap para Penyembah Berhala:
“Maka, apakah patut kau (hai orang-orang musyrik) menganggap al-Lata dan al-Uzza dan Manah yang ketiga yang paling terkemudian (sebagai anak wanita Allah)?” (QS An-Najm: 19-20).
Tafsir ayat tersebut berdasarkan Imam Al-Qurthubi, “Sudahkah engkau perhatikan baik-baik tuhan-tuhan ini. Apakah mereka sanggup mendatangkan manfaat atau mudharat, sehingga mereka itu dijadikan sebagai sekutu-sekutu Allah?”
Allah subhanahu wata’ala juga berfirman:
“Dan bacakanlah kepada mereka dongeng Ibrahim. Ketika ia berkata bapak dan kaumnya, ‘Apakah yang kau sembah?’ Mereka menjawab, ‘Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya.’ Ibrahim berkata, ‘Apakah berhala-berhala itu mendengar (doa)mu sewaktu kau berdoa (kepadanya)? Atau apakah mereka memberi manfaat kepadamu atau memberi mudharat?’ Mereka menjawab, ‘(Bukan sebab itu) sebetulnya kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian,’” (QS Asy-Syuara: 69-74).
Mereka sepakat, berhala-berhala itu tidak sanggup mendengar permohonan, tidak sanggup mendatangkan manfaat dan mudharat. Akan tetapi mereka menyembahnya sebab taklid (fanatik) buta kepada nenek moyang mereka. Sedangkan taklid ialah hujjah (referensi) yang batil.
Kedua, Sanggahan terhadap para Penyembah Matahari, Bulan, dan Bintang
“...dan (diciptakanNya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintahNya,” (QS Al-A’raf: 54).
“Dan sebagian dari gejala kekuasaanNya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah pula kepada bulan, akan tetapi bersujudlah kepada Yang Mahakuasa Yang Menciptakan semua itu, kalau kau hanya menyembah kepadaNya,” (QS Fushshilat: 37).
Ketiga, Sanggahan terhadap Penyembah Malaikat dan Nabi Isa sebab Menganggap mereka sebagai Anak Allah
“Allah sekali-kali tidak memiliki anak...” (QS Al-Mu’minuun: 91).
“Bagaimana Dia memiliki anak padahal Dia tidak memiliki istri,” (QS Al-An’am: 101).
“Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia,” (QS Al-Ikhlas: 3-4). Wallahu’alam bish shawwab
0 Response to "Akidah Islam: Sanggahan Terhadap Pandangan Yang Batil Perihal Rububiyah Allah"
Posting Komentar