“Katakanlah: ‘Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia,” (QS An-Naas: 1-3).
Oleh Imam Ibnu Katsir
Ini yakni tiga sifat dari sifat-sifat Tuhan Subhanahu Wa Ta’ala, yaitu Rububiyah (Allah sebagai Rabb), Al-Mulk (Allah sebagai Raja), dan Ilahiyah (Allah sebagai sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar). Dia-lah Rabb, Sang Raja, dan Sesembahan bagi segala sesuatu. Segala sesuatu yakni makhluk ciptaan-Nya, milik-Nya, dan hamba-Nya.
Lalu Dia Subhanahu Wa Ta’ala menyuruh orang yang berlindung biar berlindung dengan Sang Pemilik sifat-sifat tersebut dari kejahatan bisikan syaitan yang bersembunyi, yaitu syaitan yang ditugasi menarik hati manusia.
Karenanya, tidak ada seorang pun dari insan kecuali ia niscaya memiliki qarin (syaitan yang menyertai), yang menghiasi perbuatan keji kepadanya (sehingga terkesan baik) dan dia tidak mengenal lelah dalam melakukannya. Orang yang terjaga yakni orang yang dijaga oleh Allah.
Dalam Shahih Muslim disebutkan hadist:
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنَ الْجِنِّ " . قَالُوا وَإِيَّاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ " وَإِيَّاىَ إِلاَّ أَنَّ اللَّهَ أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ فَلاَ يَأْمُرُنِي إِلاَّ بِخَيْرٍ
“Tidak ada seorang pun dari kalian kecuali telah diutus kepadanya pendampingnya (qarin dari kalangan jin).” Para sahabat bertanya, “Termasuk engkau wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Termasuk juga aku. Hanya saja, Tuhan menolongku atasnya sehingga qarin tersebut masuk Islam, maka ia hanya memerintahkanku kepada kebajikan,” (HR Muslim, No. 2814).
Disebutkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim dari Anas Radhiyallahuanhu wacana kunjungan Shafiyyah kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam yang sedang i’tikaf. Kemudian dia keluar bersamanya pada malam hari untuk mengantarnya pulang ke rumahnya. Lalu dia bertemu dengan dua orang dari kaum Anshar. Ketika mereka melihat Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, mereka bergegas pergi. Lalu Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
عَلَى رِسْلِكُمَا إِنَّمَا هِيَ صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَىٍّ ". فَقَالاَ سُبْحَانَ اللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ. وَكَبُرَ عَلَيْهِمَا. فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم " إِنَّ الشَّيْطَانَ يَبْلُغُ مِنَ الإِنْسَانِ مَبْلَغَ الدَّمِ، وَإِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِي قُلُوبِكُمَا شَيْئًا
“Tunggu dulu (hendaknya kalian berdua tetap di tempat), tolong-menolong dia ini yakni Shafiyyah binti Huyay.” Lalu mereka berkata, “Mahasuci Allah, wahai Rasulullah.” Lalu dia bersabda, “Sesungguhnya syaitan itu mengalir di dalam badan insan menyerupai pemikiran darah. Dan tolong-menolong saya khawatir ia membisiki sesuatu di hati kalian berdua.” Atau dia beliau bersabda, “Membisiki kejahatan,” (HR Bukhari, No. 2035).
Katsir, Ibnu. 2014. Shahih Tafsir Ibnu Katsir. Penerjemah: Tim Pustaka Ibnu Katsir. Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir. Hal. 773-775.
0 Response to "Tafsir Al-Quran Surat An-Naas #1: Tiga Sifat Allah Dan Qarin (Syaitan Pendamping Manusia)"
Posting Komentar