Iradah (Kehendak Allah) Dan Dua Macam Iradah (Kauniyah & Syar'iyah)


Oleh Syekh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan
Yang Mahakuasa berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَوۡفُواْ بِٱلۡعُقُودِۚ أُحِلَّتۡ لَكُم بَهِيمَةُ ٱلۡأَنۡعَٰمِ إِلَّا مَا يُتۡلَىٰ عَلَيۡكُمۡ غَيۡرَ مُحِلِّي ٱلصَّيۡدِ وَأَنتُمۡ حُرُمٌۗ إِنَّ ٱللَّهَ يَحۡكُمُ مَا يُرِيدُ ١

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu dikala kau sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Yang Mahakuasa memutuskan hukum-hukum berdasarkan yang dikehendaki-Nya,” (QS Al-Maidah [5]: 1).

Di Surat Al-Hajj, Yang Mahakuasa berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ يُدۡخِلُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَفۡعَلُ مَا يُرِيدُ ١٤

Sesungguhnya Yang Mahakuasa memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Sesungguhnya Yang Mahakuasa berbuat apa yang Dia kehendaki,” (QS Al-Hajj [22]: 14).

Di surat lain, Yang Mahakuasa juga berfirman:

 فَعَّالٞ لِّمَا يُرِيدُ ١٦

Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya,” (QS Al-Buruj [85]: 16)

Juga di dalam Surat Yaasin, Yang Mahakuasa berfirman:

إِنَّمَآ أَمۡرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ شَيۡ‍ًٔا أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ ٨٢
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia,” (QS Yaasin [36]: 82).

Ayat-ayat ini memutuskan sifat Iradah untuk Yang Mahakuasa , yaitu di antara sifat-sifat Yang Mahakuasa yang ditetapkan di dalam Al-Quran dan As-Sunah. Ahlus Sunnah Wal Jamaah menyepakati bahwa Iradah itu ada dua macam:

1. Iradah Kauniyah, sebagaimana terdapat di dalam ayat:

فَمَن يُرِدِ ٱللَّهُ أَن يَهۡدِيَهُۥ يَشۡرَحۡ صَدۡرَهُۥ لِلۡإِسۡلَٰمِۖ وَمَن يُرِدۡ أَن يُضِلَّهُۥ يَجۡعَلۡ صَدۡرَهُۥ ضَيِّقًا حَرَجٗا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي ٱلسَّمَآءِۚ كَذَٰلِكَ يَجۡعَلُ ٱللَّهُ ٱلرِّجۡسَ عَلَى ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ ١٢٥

Barangsiapa yang Yang Mahakuasa menghendaki akan memperlihatkan kepadanya petunjuk, pasti Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Yang Mahakuasa kesesatannya, pasti Yang Mahakuasa mengakibatkan dadanya sesak lagi sempit, seakan-akan dia sedang mendaki langit. Begitulah Yang Mahakuasa menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman,” (QS Al-An’am [6]: 125).

Iradah Kauniyah yakni Iradah yang menjadi persamaan Masyi’ah (kehendak Yang Mahakuasa ), tidak ada bedanya antara Masyi’ah dengan Iradah Kauniyah.

2. Iradah Syar’iyah, sebagaimana terdapat di dalam ayat:

يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلۡعُسۡرَ ١٨٥

Allah menghendaki fasilitas bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu,” (QS Al-Baqarah [2]: 185).

Perbedaan antara Iradah Kauniyah dengan Iradah Syar’iyah
1. Iradah Kauniyah pasti terjadi, sedangkan Iradah Syar’iyah tidka harus terjadi, sanggup terjadi sanggup pula tidak.

2. Iradah Kauniyah mencakup apa-apa yang baik dan yang buruk (bagi makhluk ciptaan Allah), apa-apa yang bermanfaat dan yang berbahaya (bagi makhluk ciptaan Allah), bahkan mencakup segala sesuatu, sedangkan Iradah Syar’iyah senantiasa mengandung kebaikan dan kemanfaatan.
===================
Baca juga:
Hikmah di balik penciptaan hewan-hewan berbahaya
===================
3. Iradah Kauniyah tidak mengharuskan Mahabbah (cinta kepada Yang Mahakuasa ). Terkadang Yang Mahakuasa menghendaki terjadinya sesuatu yang tidak Dia cintai, tetapi dari hal tersebut akan lahir sesuatu yang dicintai Yang Mahakuasa , menyerupai penciptaan Iblis dan segala kejahatan lainnya untuk menguji dan mencoba manusia.

Adapun Iradah Syar’iyah mengandung konsekuensi Mahabbah (cinta kepada Yang Mahakuasa ), alasannya Yang Mahakuasa tidak menginginkan amalan hamba kecuali dengan diiringi rasa cinta kepada Yang Mahakuasa . Wallahu’alam bish shawwab.


0 Response to "Iradah (Kehendak Allah) Dan Dua Macam Iradah (Kauniyah & Syar'iyah)"

Posting Komentar