Oleh Syekh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan
Salah satu pola penerapan Al-Wala wal Bara yaitu perilaku Abdullah bin Abdullah bin Ubay bin Salul terhadap ayahnya yang munafik, yaitu Abdullah bin Ubay bin Salul. Tentang hal ini Tuhan ﷻ berfirman:
يَقُولُونَ لَئِن رَّجَعۡنَآ إِلَى ٱلۡمَدِينَةِ لَيُخۡرِجَنَّ ٱلۡأَعَزُّ مِنۡهَا ٱلۡأَذَلَّۚ وَلِلَّهِ ٱلۡعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِۦ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَلَٰكِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ لَا يَعۡلَمُونَ ٨
Mereka berkata: "Sesungguhnya jikalau kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang besar lengan berkuasa akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya". Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui,” (QS Al-Munafiqun: 8).
Al-A’azzu (orang yang kuat) yaitu Abdullah bin Ubay bin Salul, sedangkan Al-Adzallu (yang lemah) yaitu Rasulullah ﷺ. Abdullah bin Ubay bin Salul mengancam akan mengusir Rasulullah ﷺ dari Madinah.
Maka dikala hal itu didengar oleh anaknya, yaitu Abdullah bin Abdullah bin Ubay bin Salul Radhiyallahuanhu, seorang mukmin yang taat dan jujur, dikala dia mendengar bahwa Rasulullah ﷺ ingin membunuh ayahnya yang mengucapkan kata-kata penghinaan tersebut, juga kata-kata lainnya, maka Abdullah Radhiyallahuanhu menemui Rasulullah ﷺ dan berkata:
“Wahai Rasulullah, saya mendengar bahwa Anda ingin membunuh Abdullah bin Ubay, ayah saya. Jika Anda benar-benar ingin melakukannya, maka saya bersedia membawa kepalanya kepada Anda.”
Maka Rasulullah ﷺ bersabda: “Bahkan kita akan bergaul dan bersikap baik kepadanya selama dia tinggal bersama kita.”
Maka tatkala Rasulullah ﷺ dan para sobat kembali pulang ke Madinah, Abdullah bin Abdullah Radhiyallahuanhu bangun menghadang di pintu kota Madinah dengan menghunus pedangnya. Orang-orang pun berjalan melewatinya.
Maka dikala ayahnya lewat, dia berkata kepada ayahnya, “Mundur!” Ayahnya bertanya keheranan, “Ada apa ini, jangan kurang bimbing kamu!”
Maka dia menjawab, “Demi Allah, jangan melewati daerah ini sebelum Rasulullah ﷺ mengizinkanmu, alasannya ia yaitu al-aziz (yang mulia) dan engkau yaitu adz-dzalil (yang hina).”
Maka dikala Rasulullah ﷺ datang, padahal ia berada di pasukan bab belakang, Abdullah bin Ubay mengadukan anaknya kepada beliau. Anaknya, Abdullah, berkata,
“Demi Tuhan wahai Rasulullah ﷺ, dia dihentikan memasuki kota sebelum Anda mengizinkannya.”
Maka Rasulullah ﷺ pun mengizinkannya, kemudian Abdullah ﷺ berkata, “Karena Rasulullah ﷺ mengizinkan, maka lewatlah sekarang.”
Wallahu’alam bish shawwab.
Sumber: Kitab Tauhid Syekh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan jilid 1
0 Response to "Al-Wala Wal Bara: Perilaku Abdullah Bin Abdullah Bin Ubay Bin Salul Kepada Ayahnya"
Posting Komentar