Oleh Sheikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan
Akidah yaitu taqifiyah. Artinya, tidak dapat ditetapkan kecuali dengan dalil syar’i, tidak ada medan ijtihad dan beropini di dalamnya kecuali terbatas kepada apa yang ada di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Sebab tidak seorang pun yang lebih mengetahui wacana Tuhan Ta’ala, wacana apa-apa yang wajib bagi-Nya dan apa yang harus disucikan dari-Nya melainkan Tuhan ta’ala sendiri. Dan tidak seorang pun sehabis Tuhan yang lebih mengetahui wacana Tuhan selain Rasulullah. Oleh alasannya itu, manhaj salaf ash-shalih dan para pengikutnya dalam mengambil aqidah terbatas pada Al-Quran dan As-Sunnah.
Maka segala yang ditunjukkan oleh Al-Quran dan As-Sunnah wacana hak Allah, mereka mengimani, meyakini, dan mengamalkannya. Sedangkan apa yang tidak ditunjukkan oleh Al-Quran dan As-Sunnah, mereka menolak dan menafikkannya dari Allah. Karena itu, tidak ada kontradiksi di antara mereka dalam i’tiqad. Bahkan iktikad mereka yaitu satu, dan jamaah mereka yaitu satu. Karena Tuhan ta’ala sudah menjamin orang yang berpegang teguh dengan Al-Quran dan As-Sunnah dengan kesatuan kata, kebenaran aqidah dan kesatuan manhaj. Tuhan ta’ala berfirman:
“Dan berpeganglah kau semua pada tali agama Allah, dan janganlah kau bercerai-berai...” (Ali Imran: 103).
“Jika tiba kepadamu petunjuk dari padaKu, kemudian barangsiapa yang mengikuti petunjukKu, maka ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka,” (Thahaa: 123).
Karena itulah mereka dinamakan firqah najiyah (golongan yang selamat). Sebab, Rasulullah telah bersaksi bahwa merekalah yang selamat, dikala memberitahukan bahwa umat ini akan terpecah menjadi 73 golongan yang kesemuanya di neraka, kecuali satu golongan. Ketika ditanya wacana yang satu itu, ia menjawab:
“Mereka yaitu orang yang berada di atas fatwa yang sama dengan ajaranku pada hari ini, dan para sahabatku,” (HR Ahmad).
=======================================
Baca juga:
- 73 Golongan, Siapa Satu Kelompok yang Masuk Surga?
- Apakah ormas-ormas Islam termasuk di dalam 73 golongan umat Islam?
- Aliran Sufi, Apakah Termasuk dalam 72 Sekte yang Masuk Neraka?
=======================================
Kebenaran sabda baginda Rasulullah tersebut telah terbukti dikala sebagian insan membangun akidahnya di atas landasan selain Kitabullah dan Sunah Rasulullah. Mereka membangunnya di atas landasan ilmu kalam dan kaidah-kaidah manthiq yang diwarisi dari filsafat Yunani dan Romawi. Maka terjadilah peyimpangan dan perpecahan dalam aqidah yang mengakibatkan pecahnya umat dan retaknya masyarakat Islam.
Akidah yaitu taqifiyah. Artinya, tidak dapat ditetapkan kecuali dengan dalil syar’i, tidak ada medan ijtihad dan beropini di dalamnya kecuali terbatas kepada apa yang ada di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Sebab tidak seorang pun yang lebih mengetahui wacana Tuhan Ta’ala, wacana apa-apa yang wajib bagi-Nya dan apa yang harus disucikan dari-Nya melainkan Tuhan ta’ala sendiri. Dan tidak seorang pun sehabis Tuhan yang lebih mengetahui wacana Tuhan selain Rasulullah. Oleh alasannya itu, manhaj salaf ash-shalih dan para pengikutnya dalam mengambil aqidah terbatas pada Al-Quran dan As-Sunnah.
Maka segala yang ditunjukkan oleh Al-Quran dan As-Sunnah wacana hak Allah, mereka mengimani, meyakini, dan mengamalkannya. Sedangkan apa yang tidak ditunjukkan oleh Al-Quran dan As-Sunnah, mereka menolak dan menafikkannya dari Allah. Karena itu, tidak ada kontradiksi di antara mereka dalam i’tiqad. Bahkan iktikad mereka yaitu satu, dan jamaah mereka yaitu satu. Karena Tuhan ta’ala sudah menjamin orang yang berpegang teguh dengan Al-Quran dan As-Sunnah dengan kesatuan kata, kebenaran aqidah dan kesatuan manhaj. Tuhan ta’ala berfirman:
“Dan berpeganglah kau semua pada tali agama Allah, dan janganlah kau bercerai-berai...” (Ali Imran: 103).
“Jika tiba kepadamu petunjuk dari padaKu, kemudian barangsiapa yang mengikuti petunjukKu, maka ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka,” (Thahaa: 123).
Karena itulah mereka dinamakan firqah najiyah (golongan yang selamat). Sebab, Rasulullah telah bersaksi bahwa merekalah yang selamat, dikala memberitahukan bahwa umat ini akan terpecah menjadi 73 golongan yang kesemuanya di neraka, kecuali satu golongan. Ketika ditanya wacana yang satu itu, ia menjawab:
“Mereka yaitu orang yang berada di atas fatwa yang sama dengan ajaranku pada hari ini, dan para sahabatku,” (HR Ahmad).
=======================================
Baca juga:
- 73 Golongan, Siapa Satu Kelompok yang Masuk Surga?
- Apakah ormas-ormas Islam termasuk di dalam 73 golongan umat Islam?
- Aliran Sufi, Apakah Termasuk dalam 72 Sekte yang Masuk Neraka?
=======================================
Kebenaran sabda baginda Rasulullah tersebut telah terbukti dikala sebagian insan membangun akidahnya di atas landasan selain Kitabullah dan Sunah Rasulullah. Mereka membangunnya di atas landasan ilmu kalam dan kaidah-kaidah manthiq yang diwarisi dari filsafat Yunani dan Romawi. Maka terjadilah peyimpangan dan perpecahan dalam aqidah yang mengakibatkan pecahnya umat dan retaknya masyarakat Islam.
0 Response to "Sumber-Sumber Kepercayaan Yang Benar Dan Manhaj Salaf Dalam Mengambil Akidah"
Posting Komentar