Oleh Syekh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan
Tuhan ﷻ berfirman:
قَدۡ كَانَتۡ لَكُمۡ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ فِيٓ إِبۡرَٰهِيمَ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ إِذۡ قَالُواْ لِقَوۡمِهِمۡ إِنَّا بُرَءَٰٓؤُاْ مِنكُمۡ وَمِمَّا تَعۡبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ كَفَرۡنَا بِكُمۡ وَبَدَا بَيۡنَنَا وَبَيۡنَكُمُ ٱلۡعَدَٰوَةُ وَٱلۡبَغۡضَآءُ أَبَدًا حَتَّىٰ تُؤۡمِنُواْ بِٱللَّهِ وَحۡدَهُۥٓ إِلَّا قَوۡلَ إِبۡرَٰهِيمَ لِأَبِيهِ لَأَسۡتَغۡفِرَنَّ لَكَ وَمَآ أَمۡلِكُ لَكَ مِنَ ٱللَّهِ مِن شَيۡءٖۖ رَّبَّنَا عَلَيۡكَ تَوَكَّلۡنَا وَإِلَيۡكَ أَنَبۡنَا وَإِلَيۡكَ ٱلۡمَصِيرُ ٤
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; dikala mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kau dari daripada apa yang kau sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah faktual antara kami dan kau permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya hingga kau beriman kepada Tuhan saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya saya akan memohonkan ampunan bagi kau dan saya tiada sanggup menolak sesuatupun dari kau (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali,” (QS Al-Mumtahanah: 4).
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata:
“Allah ﷻ berkata kepada hamba-hambaNya yang mukmin yang diperintahkanNya untuk memerangi, memusuhi, dan menjauhi orang-orang kafir, yang artinya, “Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia,” maksudnya ialah pengikut-pengikutnya yang mukmin.
“Ketika mereka berkata kepada kaum mereka, ‘Sesungguhnya kami berlepas diri dari kau dan dari apa yang kau sembah selain Allah,’ maksudnya, kami melepaskan diri dari kalian dan dari tuhan-tuhan yang kalian sembah selain Alllah ﷻ.
“Kami ingkari (kekafiran)mu,” maksudnya din-mu dan jalanmu.
“Dan telah faktual antara kami dan kau permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya,” maksudnya telah disyariatkan permusuhan dan kebencian, mulai dari sekarang, antara kami dan kau selama kalian tetap kafir. Maka selamanya, kami berlepas diri dari kalian serta membenci kalian.
“Sampai kau beriman kepada Tuhan saja,” maksudnya hingga kalian menauhidkan Tuhan ﷻ semata, tanpa syirik, dan membuang semua ilahi yang kalian sembah bersamaNya,” (Tafsir Ibnu Katsir).
Maka ayat tersebut mengatakan bahwa Al-Wala wal Bara ialah fatwa Nabi Ibrahim Alaihissalam, yang kita diperintahkan untuk mengikutinya. Tuhan ﷻ menceritakan hal tersebut biar kita mencontohnya.
Tuhan berfirman:
“Telah terdapat bagimu suri teladan yang baik.” Dan pada epilog ayat, Tuhan ﷻ berfirman:
لَقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِيهِمۡ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَۚ وَمَن يَتَوَلَّ فَإِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡغَنِيُّ ٱلۡحَمِيدُ ٦
“Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Tuhan dan (keselamatan pada) Hari Kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling, maka bahwasanya Tuhan Dialah yang Maha kaya lagi Maha Terpuji,” (QS Al-Mumtahanan: 6).
Sumber: Kitab Tauhid Syekh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan Jilid 1
0 Response to "Contoh Perilaku Cinta & Permusuhan Alasannya Yaitu Allah (1): Nabi Ibrahim Vs Pengikutnya Yang Kafir"
Posting Komentar