Keutamaan Tauhid (Hadis 1)



Oleh Ust Abdul Halim, Lc (Direktur PPTQ Ulul Albab Sukoharjo)

Dari sahabat Ubadah bin Shamit, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنْ الْعَمَل

"Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak kecuali Tuhan satu-satunya dengan tidak menyekutukan-Nya dan bahwa Muhammad yakni hamba-Nya dan utusan-Nya dan (bersaksi) bahwa 'Isa yakni hamba Allah, utusan-Nya dan firman-Nya yang Tuhan berikan kepada Maryam dan ruh dari-Nya, dan nirwana yakni haq (benar adanya), dan neraka yakni haq, maka Tuhan akan memasukkan orang itu ke dalam nirwana betapapun keadaan amalnya," [HR Bukhari].

Kenapa tauhid?

1. Karena tauhid yakni inti daripada undangan para Nabi dan Rasul.

2. Karena tauhid yakni ujian terberat bagi manusia. Semua penyimpangan yang dilakukan oleh insan disebabkan lantaran lemahnya tauhid.

Apa yang dimaksud tauhid?

Yaitu, mengesakan Tuhan dengan melaksanakan banyak sekali macam ibadah, baik yang tersembunyi atau amalan hati menyerupai khauf, roja, istianah, isrigatsah, istiazah, dsb, maupun ibadah yang zahir menyerupai salat, haji, doa dan menyembelih udhiyah.

Sahabat Periwayat Hadis Ini
Sahabat Ubadah bin Shamit biasa juga panggil Abu Wali. Beliau merupakan seorang Anshar, yaitu orang yang berasal dari Madinah.

Beliau juga dipredikati sebagai sabiqin, yaitu sahabat yang awal-awal masuk Islam. Beliau termasuk sahabat yang ridha kepada Allah, dan Tuhan pun ridha kepada mereka, sebagaimana disebutkan di dalam firmanNya:

وَالسّٰبِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهٰجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسٰنٍ رَّضِىَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِى تَحْتَهَا الْأَنْهٰرُ خٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۚ ذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Tuhan rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Tuhan menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka infinit di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung," [QS. At-Taubah: 100]

Rida kepada Tuhan yakni kasus yang sangat berat, lantaran di sana ada tuntutan untuk mendapatkan semua ketentuan Allah, tanpa ada penolakan sama sekali.

Pelajaran yang sanggup diambil dari sabiqin ini yakni perlunya seorang Muslim menghormati para pendahulu atau perintis, atau dalam bahasa Jawanya disebut Babat Alas.

Sahabat Ubadah bin Shamit juga seorang sahabat yang mengikuti baiat aqabah pertama. Baiat aqabah pertama yakni baiat yang sangat berat, lantaran dilakukan di masa-masa sulit sejarah Islam. Itulah kenapa di baiat aqabah pertama hanya diikuti oleh 12 sahabat, yang bersumpah setia kepada Rasulullah untuk:

- Tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun.

- Melaksanakan apa yang Tuhan perintahkan.

- Meninggalkan apa yang Tuhan larang.

Sahabat Ubadah bin Shamit juga merupakan seorang sahabat yang berpengaruh secara fisik dan berani dalam amar makrif nahi mungkar. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْر

"Orang mukmin yang berpengaruh lebih baik dan lebih dicintai oleh Tuhan Subhanahu wa Ta 'ala daripada orang mukmin yang lemah. Pada masing-masing memang terdapat kebaikan," [HR Muslim].

Penjelasan Hadis
- penggunaan kata Abduhu yakni bentuk ketawadhuan Rasulullah kepada Tuhan subhanahu wa ta'ala.

- kata abdu juga digunakan untuk nabi Isa Alaihissalam untuk mengingkari keyakinan kaum Kristen bahwa Isa diyakini sebagai anak Tuhan

- wa kalimatuhu, maksudnya nabi isa yakni salah satu firman Tuhan yang disampaikan melalui perantaraan Maryam

- wa jannatu haq, wa naru haq, maksudnya nirwana dan neraka itu benar adanya, dan dikala ini keduanya sudah ada.

- Tuhan akan memasukkan orang itu ke dalam nirwana betapapun keadaan amalnya, maksudnya siapa saja yang meyakini hal-hal di atas kemudian mati tanpa keluar dari keyakinan tersebut di atas, maka beliau akan masuk surga, meskipun amalnya sedikit atau bahkan belum sempat beramal.

Hanya saja, ada kalanya orang yang mati dalam keadaan bertauhid dimasukkan ke neraka terlebih dahulu sebagai bentuk penyucian atas dosa-dosa yang diperbuatnya di dunia. Setelah dosanya dilebur di neraka, maka beliau akan dimasukkan ke dalam surga.

Kesimpulan:
Hindari berbuat syirik, apalagi mati dalam keadaan musrik, lantaran jikalau seseorang mati dalam keadaan musrik, maka beliau akan infinit di neraka.

Semoga Tuhan menyebabkan kita andal tauhid. Aamiin

0 Response to "Keutamaan Tauhid (Hadis 1)"

Posting Komentar