Oleh Ust Qowiyuddin Suparno
قُلْ هٰذِهِۦ سَبِيلِىٓ أَدْعُوٓا إِلَى اللَّهِ ۚ عَلٰى بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ اتَّبَعَنِى ۖ وَسُبْحٰنَ اللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
"Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, saya dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Yang Mahakuasa dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan saya tiada termasuk orang-orang yang musyrik," [QS. Yusuf: 108].
Dakwah hendaknya tidak didasarkan pada benci, tapi cinta kepada objek dakwah.
*Dakwah itu:
1. Dilakukan dengan bashirah, yakni:
A. Ilmu wacana bahan dakwah
B. Ilmu wacana metode dakwah
C. Ilmu wacana objek dakwah (berbicaralah sesuai kadar objek dakwah)
*Kenyataan kita:
1. Penyakit kaum muslimin kini ini; miskin, lapar, bodoh, terbelakang, tertindas, dll.
2. Kerusakan pribadi muslim kini ini: pemikiran, mentalitas, fisik jasmaniyah, perilaku, dll.
3. Semua di atas menciptakan muslim bersikap lemah, penakut, kikir, bakhil, pilih kasih, egois, anarkis, pengecut dan sadis.
*Siapa yang akan mengingatkan?
- Para cowok yang karam dalam kemaksiatan/hura2?
- Siapa yg akan mendakwahi satu miliar kaum muslimin biar mereka kembali kepada diin dan Rabb mereka?
- Siapa yg akan mendakwahi orang-orang tua?
*Definisi Dakwah
Dakwah itu seruan, dan kalau dalam konteks Islam, maka dakwah yakni menyeru kepada Islam.
Semua agama mempunyai konsep dakwah, maka salah satu indikator keimanan yakni kesediaan untuk berdakwah.
Seseorang dikatakan dai jikalau ia menyeru kepada bid'ah maupun agama. Nabi yakni seorang dai (penyeru) kepada Allah, muazin yakni penyeru kepada shalat.
*Mengapa kita perlu berdakwah?
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ ۚ وَأُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
"Dan hendaklah ada di antara kau segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung," [QS. Ali 'Imran: 104].
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُونَ
"Kamu yakni umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka yakni orang-orang yang fasik," [QS. Ali 'Imran: 110].
قُلْ هٰذِهِۦ سَبِيلِىٓ أَدْعُوٓا إِلَى اللَّهِ ۚ عَلٰى بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ اتَّبَعَنِى ۖ وَسُبْحٰنَ اللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
"Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, saya dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Yang Mahakuasa dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan saya tiada termasuk orang-orang yang musyrik," [QS. Yusuf: 108].
يٰٓأَيُّهَا النَّبِىُّ إِنَّآ أَرْسَلْنٰكَ شٰهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا
"Hai Nabi, tolong-menolong Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan," [QS. Al-Ahzab: 45].
وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِۦ وَسِرَاجًا مُّنِيرًا
"dan untuk jadi penyeru kepada Agama Yang Mahakuasa dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi," [QS. Al-Ahzab: 46].
Juga dari Sunnah-sunnah Rasul Shalallahu Alaihi Wasallam
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
"Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun," (HR Muslim: 4831).
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِه
"Barangsiapa sanggup mengatakan suatu kebaikan, maka ia akan mendapat pahala mirip orang yang melakukannya," (HR Muslim: 3509).
فَوَاللَّهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلًا وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَم
"Demi Allah, sungguh petunjuk Yang Mahakuasa yang diberikan kepada seseorang (hingga Ia masuk Islam) melalui perantaraanmu, yakni lebih baik bagimu daripada kau memperoleh nikmat yang melimpah ruah dari unta merah," (HR Muslim: 4423).
*Menurut Jum'ah Amin, dakwah menjadi penting karena:
1. Manusia butuh klarifikasi akan perintah Yang Mahakuasa dan tegaknya hujjah atas mereka (QS 36: 6; 17: 15).
2. Kenyataan bahwa kehidupan diwarnai oleh kerusakan, ketamakan, dan hawa nafsu
*Siapa sasaran Dakwah? Syeikh Abdurrahman Abdul Khaliq dalam Ushulud Dakwah as Salafiyah menguraikan sasaran dakwah sebagai berikut:
1. Muslim, biar ia istiqamah
2. Masyarakat, biar menjadi lingkungan yang mendukung peribadatan semata untuk Allah
3. Iqamatul Hujjah
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَن تُؤْمِنَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَيَجْعَلُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ
"Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Yang Mahakuasa menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya," [QS. Yunus: 100].
4. Menyampaikan amanah (Allah) kepada umat manusia
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ ۚ وَأُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
"Dan hendaklah ada di antara kau segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung," [QS. Ali 'Imran: 104].
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُونَ
"Kamu yakni umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka yakni orang-orang yang fasik," [QS. Ali 'Imran: 110].
قُلْ هٰذِهِۦ سَبِيلِىٓ أَدْعُوٓا إِلَى اللَّهِ ۚ عَلٰى بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ اتَّبَعَنِى ۖ وَسُبْحٰنَ اللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
"Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, saya dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Yang Mahakuasa dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan saya tiada termasuk orang-orang yang musyrik," [QS. Yusuf: 108].
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا إِن تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
"Hai orang-orang mukmin, jikalau kau menolong (agama) Allah, pasti Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu," [QS. Muhammad: 7].
*Apa bekal yang harus dimiliki seorang dai?
Syeikh Utsaimin menjelaskan bashirah dalam dakwah itu ada tiga:
1. Ilmu wacana diinul Islam
2. Ilmu wacana keadaan para objek dakwah:
A. Shahibul Hikmah (didakwahi eksklusif oke)
B. Shahibul Mauidhah (didakwahi, tanya, dijelaskan, tanya, dijelaskan, oke)
C. Shahibul Jidal (didakwahi, bantah, dijawab, bantah, oke)
D. Penghalang (sedang atau bahkan gres mau mulai dakwah eksklusif dihalangi, dan untuk orang mirip ini perlu "satuan" khusus (asykari))
3. Ilmu wacana kaifiyah (manhaj/metode) dakwah yang sesuai dengan pedoman Rasul, yang mencakup thariqah (jalan) dan ushlub (cara detail dan praktis).
*Ibnu Qayyim menjelaskan jurus setan dalam menjerat insan dengan:
1. Syirik, kufur, memusuhi Allah
2. Bid'ah
3. Kabaair (dosa besar)
4. Shaghaair (dosa kecil)
5. Sibuk dengan kasus mubah (boleh) dan melalaikan amal yang berpahala
6. Mendahulukan amalan yang tidak utama sampai lupa amalan yang utama
Seorang dai menyerupai dokter. Dai yakni dokter hati dan jiwa. Sebelum mengobati pasien, ia harus mempunyai ilmunya, mengetahui kondisi pasien, mengetahui cara terbaik untuk mengobati pasien.
Sukoharjo, 31 Mei 2015
Diringkas oleh Irfan Nugroho
0 Response to "Pengantar Fiqih Dakwah (Pembekalan Ramadhan)"
Posting Komentar