Diam Melihat Kemungkaran, Tanda Lemahnya Iman



Satu dari sekian tanda lemahnya dogma ialah tidak murka dikala batasan-batasan Tuhan dilanggar. Ghirah di dalam dadanya sudah padam, sehingga beliau tidak lagi mau mengambil tindakan dalam menghentikan kemungkaran, atau menyeru pelaku kemungkaran untuk berbuat kebaikan, atau sekedar mengutuk kemungkaran tersebut.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم menggambarkan orang yang menyerupai ini sebagai orang yang hatinya sudah rusak sebab lemahnya iman.

"Hati akan terus diuji dengan serangkaian fitnah, dan akan ada noktah hitam pada setiap kepingan dari hati yang terkena fitnah. Noktah itu akan menyebar hingga seluruh hati menjadi hitam dan tertutup terkunci. Dengan demikian, hati itu sudah tidak sanggup lagi menyuruh pada kebaikan dan tidak sanggup pula melarang kemungkaran kecuali sesuai dengan apa yang diserap oleh hawa nafsunya," [HR Muslim: 144].

Cinta kebaikan, dan benci kejahatan kesannya menghilang dari hati yang menyerupai ini. Semua perkara dianggapnya sama. Dia tidak lagi mau menyeru pada kebaikan, atau menghalau dari kemungkaran.

Orang menyerupai ini sanggup saja mengetahui adanya kejahatan yang sedang dilakukan di atas bumi, tetapi beliau tetaplah membisu tanda mendapatkan pasrah. Dalam hal ini, beliau menanggung dosa yang sama (dengan pelakunya) sebab beliau telah menyaksikan kemungkaran tetapi mengamininya.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda di dalam sebuah hadis sahih:

"Jika ada satu kemaksiatan dikerjakan di muka bumi, maka orang yang melihatnya kemudian membencinya (dalam riwayat lain, "lalu beliau mengingkarinya"), maka beliau menyerupai orang yang tidak melihatnya."

"Sedangkan bagi orang yang tidak melihatnya, tetapi beliau membisu menyetujui kemaksiatan tersebut, maka ia menyerupai orang yang melihatnya," [HR Abu Dawud: 4345. Al-Albani: Hasan].

📝Syekh Muhammad bin Shalih Al-Munajjid, dalam ظاهرة ضعف الإيمان

0 Response to "Diam Melihat Kemungkaran, Tanda Lemahnya Iman"

Posting Komentar